Penglipuran Village Festival Disambut Meriah Ribuan Wisatawan

 Sabtu, 06 Juli 2024, 10:33 WITA

IKUTI BERITABALI.TV LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.tv, Bangli. 


Penglipuran Village Festival/PVF,  ke-XI dibuka secara resmi. PVF yang mengambil tema Pertiwi ini dimeriahkan oleh pementasan joged bumbung kolosal, hingga parade budaya, serta pameran UMKM Pembukaan Penglipuran  Village Festival XI tahun 2024 ditandai dengan pemukulan kentongan dan pelepasan burung. Pelaksanaan Penglipuran Village Festival ke sebelas  merupakan kolaborasi dengan program Senandung Dewi, semarak event unggulan di Desa Wisata, yang  merupakan program baru dari Kemenparekraf. Dan Penglipuran menjadi penyelenggara pertama secara nasional. pelaksanaan Penglipuran vilage festival mendapat  sambutan antusias  dari ribuan wisatawan baik  domestik maupun WNA. Dalam festival  tahun ini ditampilkam tarian maskot Penglipuran.  

Ada joded bumbung kolosal dengan melibatkan 100 penari yang merupakan pelajar di Bangli. Ada pula parade budaya tempo dulu yang dibawakan krama Penglipuran,  Selain itu penampilan barong ngelawang yang dipentaskan oleh bebanua/banjar di sekitar Penglipuran.  sekitar 500 seniman terlibat dalam PVF tahun ini, Kelian Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta mengatakan, pelaksanaan Penglipuran festival ke sebelas ini masih tetap menonjolkan budaya lokal, sebagai upaya untuk keberlanjutan baik dari sisi lingkungan, budaya dan ekonomi. 

Selain itu sebagai wadah  inovasi, wadah kreatifitas warga, serta  sujud syukur Krama Penglipuran atas keberkahan dari wisatawan Penglipuran. Direktur Event Nasional dan Internasional, kemenparekraf RI. Fransiskus Handoko mengatakan, Penglipuran vilage festival bisa menjadi contoh bagi desa wisata di Indonesia, sehingga bisa mendorong pelaku wisata dan ekonomi kreatif dan UMKM untuk terus berkreasi dan berinovasi, sehingga sektor pariwisata terus berkembang.

PVF tahun 2024 mengambil tema, Pertiwi. Tema ini sangat relevan dengan kondisi Desa Penglipuran yang selalu berkomitmen dalam hal konservasi lingkungan yang merujuk pada konsep Tri Hita Karana, sehingga antara seni adat budaya dan pariwisata bisa terus berdampingan.

Penulis : bbn/beritabali.tv

Editor : I Kadek Ade Chandra Putra